We were lectured by Mr. Anderson from Germany whose experience in teaching volunteer in Africa. Been honoured to discuss with him.
Ada banyak pelajaran yang saya dapatkan dari beliau, salah satunya dari cerita beliau. Kami ditanya, jika kami mengajar dengan hanya ada satu media yang kami punya yaitu tali, apa yang akan kami ajarkan ke siswa?
Jawaban kami bervariasi. Ada yang menyebutkan mengajarkan giving direction by saying ‘jump’, disini siswa dapat menambah vocab baru. Ada juga yang memiliki ide membuat game. Saya sendiri berfikir untuk mengajarkan describing an object termasuk ukuran tali itu cara bilang dalam bahasa Inggris nya gimana.
Mr. Anderson ini sangat mengapresiasi ide-ide dari kami. Tanggapan beliau sangat baik. Beliau pernah mengajar menggunakan media tali di sebuah sekolah di pedalaman Afrika (bisa kebayang kan sekolah dan pendidikan disana gimana), nah beliau bercerita bahwa dengan menggunakan media tali tersebut, beliau mengajar tentang Preposition kepada murid, talinya beliau letakkan di lantai dan membentuknya seperti lingkaran, kemudian siswa instrusikan untuk melompat, maju, dan mundur. Melalui Cara ini, para siswa at least memahami bahasa Inggris nya melompat, maju, dan mundur. Mr. Anderson ini berhasil memberi pelajaran yang fun kepada mereka. Disisi lain, beliau juga menggulung menjadi tali microphon sebagai media untuk mengajarkan speaking dengan teknik interview. Tujuannya agar murid tidak merasa tegang ketika berbicara di depan kelas. Melalui cara yang unik lah siswa tertarik untuk belajar.
Pesan yang dapat saya dan teman-teman saya ambil adalah menjadi guru haruslah kreatif. Ada saat-saat kita berada dalam siatuasi mengajar di tempat yang Serba tidak ada media. Disini lah peran seorang guru untuk menciptakan media pembelajaran agar siswa termotivasi untuk belajar. Dan satu hal lagi adalah guru yang sukses adalah guru yang berhasil mengembangkan siswa dari yang tidak tahu apa-apa menjadi tau segala hal.
Jawaban kami bervariasi. Ada yang menyebutkan mengajarkan giving direction by saying ‘jump’, disini siswa dapat menambah vocab baru. Ada juga yang memiliki ide membuat game. Saya sendiri berfikir untuk mengajarkan describing an object termasuk ukuran tali itu cara bilang dalam bahasa Inggris nya gimana.
Mr. Anderson ini sangat mengapresiasi ide-ide dari kami. Tanggapan beliau sangat baik. Beliau pernah mengajar menggunakan media tali di sebuah sekolah di pedalaman Afrika (bisa kebayang kan sekolah dan pendidikan disana gimana), nah beliau bercerita bahwa dengan menggunakan media tali tersebut, beliau mengajar tentang Preposition kepada murid, talinya beliau letakkan di lantai dan membentuknya seperti lingkaran, kemudian siswa instrusikan untuk melompat, maju, dan mundur. Melalui Cara ini, para siswa at least memahami bahasa Inggris nya melompat, maju, dan mundur. Mr. Anderson ini berhasil memberi pelajaran yang fun kepada mereka. Disisi lain, beliau juga menggulung menjadi tali microphon sebagai media untuk mengajarkan speaking dengan teknik interview. Tujuannya agar murid tidak merasa tegang ketika berbicara di depan kelas. Melalui cara yang unik lah siswa tertarik untuk belajar.
Pesan yang dapat saya dan teman-teman saya ambil adalah menjadi guru haruslah kreatif. Ada saat-saat kita berada dalam siatuasi mengajar di tempat yang Serba tidak ada media. Disini lah peran seorang guru untuk menciptakan media pembelajaran agar siswa termotivasi untuk belajar. Dan satu hal lagi adalah guru yang sukses adalah guru yang berhasil mengembangkan siswa dari yang tidak tahu apa-apa menjadi tau segala hal.
Photo was taken at reading room of English department of UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Thursday, March 9, 2017.
0 comments:
Post a Comment