February 14, 2018

Bahasa Aceh




Seringkali orang Aceh membuat tulisan di spanduk, brosur, logo dan kawan-kawannya bahkan ngobrol via chat pun menggunakan bahasa Aceh, namun aksara dan diakritik (tanda titik atau garis-garis kecil dalam suatu huruf) yang dituliskan tidak sesuai dengan aksara dan diakritik yang sebenarnya. Kalau aksara dan diakritiknya keliru, otomatis maksud yang disampaikan tidak dipahami si pembaca karena ya cara bacanya beda.   
Kekeliruan sering terjadi misal pada kata “kèh / kéh”. Hayo, dari kata itu mana yang artinya korek api? Dan.. yang mana arti kantong? 
Nah, setelah saya baca dari beberapa sumber, saya rangkum cara-cara baca tulisan dalam bahasa Aceh di blog ini. Baik, langsung aja kita kupas yaa, hehe.
Huruf-huruf bahasa Aceh:
Aa Bb Cc Dd EÉÈËeéèë Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oôö Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz.
Semua cara bacanya sama seperti huruf dalam bahasa Indonesia, kecuali:
 Èè. Dibaca seperti dalam kata bahasa Indonesia: perak, sepak, seret.
Contoh:
Bèk : jangan
Prèh : tunggu
Pèng : uang
Kèh : korek api
Mamèh : manis
Hèk : capek

• Eu / eu.  Dibaca seperti dalam kata bahasa Indonesia: emas.
Contoh:
Peugah : bilang
Peusapat : mengumpulkan
Beu : biar

 Éé.  Dibaca seperti dalam kata bahasa Indonesia: kece, kere.
Contoh:
Jép : minum
éh : tidur
Kéh : kantong

• Ëë ini tidak dibaca dan biasanya ditulis diakhir kata.
Contoh:
Baroë : kemarin
Nyoë : iya
Watèë : waktu 
Ilèë : dulu
Ulèë : kepala
Lagèë : seperti 
Batèë : batu
Ribèë : ribu

• Öö ini dibaca seperti ‘eu’
Singöh : besok
Inöng : perempuan
Mantöng : masih
Ngön : teman / dengan
Teurimöng : terima
Beudöh : bangun
Döng : berdiri
Kalön : lihat
Cöt : tinggi
Keunöng : kena
Peugöt : but
Pakön : kenapa
Tanyöng : tanya

 Ôô.  Dibaca seperti dalam kata bahasa Indonesia: foto, koko.
Lôn / Lông : saya
Bôh : menaruh / tarok
Trôk / trôh : sampai
Brôh : sampah
Lintô : suami
Lampôh : halaman 
Jôk : memberi / kasih
Pajôh : makan
Piyôh : istirahat
Gampông : kampung
Barô : baru

• Oo. Dibaca seperti dalam kata bahasa Indonesia: orang, sopan.
Poh (jam), 
Saboh (satu/satu buah), 
Rumoh (rumah), ini tulisannya kayak biasa, krn dibaca ‘O’.

Lhèë plôh = tiga puluh
Limöng ribèë = lima ribu 
Tujôh reutôh = tujuh ratus

Ini kata-kata yang dibaca dengan penekanan. ’ ë ’ tetap tidak dibaca, ini sebagai tanda kalau kata ini dibaca dengan penekanan.
Contoh:
Jeuët : boleh
Bireuën : (nama kabupaten di Aceh)
Peuë : apa
Ka lheuëh : sudah selesai
Teungeuët : ngantuk
Ureuëng : orang 

 Ee.  Dibaca seperti dalam kata bahasa Indonesia: lepas, lemak.
Le : banyak
Rayek : besar. (tulisannya bukan “rayeuk”)
Beh: “Lôn neuk jak ilèë beh.” (saya pergi dulu ya). Biasanya orang-orang sering nulis “beuh”, padahal ini salah. Harusnya ya “beh.”

Jadi itu dia beberapa contoh kata dan cara pengucapan dalam bahasa Aceh.
Menjawab pertanyaan di awal tadi, mana yang artinya korek api dan kantong, sudah tau kan? hehe.
>>  Kèh : korek api
>>  Kéh : kantong 

Salah satu referensi tulisan ini adalah dari Kamus Aceh - Indonesia seri ke-2 yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa - Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. 
Harapan saya semoga kita bisa nulis bahasa Aceh dengan aksara dan diakritik yang benar.
Terimöng genaséh beh. Semoga bermanfaat. Selamat belajar. 😉

Share:

2 comments: