Senin, 30 Januari pukul 12.31 siang saya diminta oleh guru saya untuk menggantikan beliau mengajar di MTsN Model Banda Aceh. Jadwal belajar mulai 14.30 siang. Saya tidak ada persiapan apapun untuk mengajar karena dihubunginya mendadak. Hanya saja saya punya stok materi dan beberapa soal latihan di laptop. Biasanya sebelum ngajar, saya meng-copy soal untuk dibagikan ke siswa. Kali ini nggak. Saya mikir keras terhadap lesson plan. Saya memutuskan untuk buka buku dan berlatih mengerjakan beberapa soal untuk me-refresh kembali otak saya yang telah lama nggak pegang materi itu haha. Saya nggak punya waktu lama. Saya benar-benar harus berfikir cepat. Hanya beberapa menit saja saya langsung memilih soal yang kira-kira bisa saya berikan ke siswa dan dengan penjelasan yang mudah dipahami oleh mereka.
Memasuki MTsN Model Banda Aceh, saya mengenang kembali masa-masa saya bersekolah dulu, saya mengingat di tiap sudut sekolah tempat saya melakukan banyak hal. Dulu ketika saya bosan dengan pelajaran, saya bersama teman izin keluar kelas, berkeliling sekolah atau ke kantin atau ke kamar mandi (kamar mandi MTsN adalah tempat yang paling aman untuk kabur dari kelas ahhahahaha 😅). Kembali ke sekolah ini membuat saya rindu masa-masa saya belajar disini!
Buk, Buk, masuk di kelas mana, Miss?’
(Penggunaan 'Buk’ dan 'Miss’ yang tidak konsisten dari siswa-siswa yang bersalaman dengan saya) Wkwkw 😅
(Penggunaan 'Buk’ dan 'Miss’ yang tidak konsisten dari siswa-siswa yang bersalaman dengan saya) Wkwkw 😅
Menyapa MTsN Model kali ini bukan kembali menjadi murid, tapi menjadi orang yang berdiri di depan 36 siswa.
Kelas 3-X menjadi sasaran saya mengajar. Saya berekspektasi bahwa siswanya antusias dalam belajar seperti siswa kelas 3-Y yang pernah saya mengajar sekitar 2 bulan yang lalu. Saya sangat nyaman mengajar di kelas 3-Y ini. Mereka sangat semangat dalam menyimak apa yang saya sampaikan dan respon dari mereka pun sangat baik. (Katanya kelas ini kelas unggul, kelas anak baik-baik) 😄
Kelas 3-X menjadi sasaran saya mengajar. Saya berekspektasi bahwa siswanya antusias dalam belajar seperti siswa kelas 3-Y yang pernah saya mengajar sekitar 2 bulan yang lalu. Saya sangat nyaman mengajar di kelas 3-Y ini. Mereka sangat semangat dalam menyimak apa yang saya sampaikan dan respon dari mereka pun sangat baik. (Katanya kelas ini kelas unggul, kelas anak baik-baik) 😄
Berbeda dengan kelas 3-X, subhanallah ribut sekali.. bisa dibilang tidak menghargai guru yang ada di depan mereka. Dari awal saya masuk sih mereka semangat, semangat untuk berkenalan nanya-nanya nama, akun socmed, alamat, tempat lahir, kuliah dimana, semester berapa, dan udah nikah atau belumnya ini untung nggak ada yang nanya wkwkwk. (Artinya saya masih muda belia yak 😜)
Saya bercerita kisah-kisah motivasi, mereka antusias ngederinnya, tapi pas udah mau bahas pelajaran jadi lesu dan semangat ngobrol bareng teman sebangku, ntah bisnis apa yang mereka bicarakan. Hm.
Suara saya tidak begitu besar, jadi saat anak-anak ribut, saya paksakan suara saya, kebetulan I had period at that time, bikin bad mood. Saya ceramahin dikit baru mereka diam. Terus pas ditanyain, susah sekali buat ngejawab, saya udah semangat-semangatnya nungguin jawaban dari mereka, eh malah pada diam. Pas saya nanya-nanya lagi baru dijawab. Padahal kalau dijawab salah kan ga masalah, saya senang untuk memperbaiki kesalahan.
Ah yasudahlah, mungkin karena efek siang, mereka juga mungkin ngantuk.. lelah belajar dari pagi.. cuaca di siang hari pun panas, ruangan panas. Saya bergumam dalam hati 'I feel you, Dek. Karena dulu saya juga pernah sekolah di jam yang sama seperti kalian’.
Suara saya jadi habis. Kalau ngajar pasti suara habis.. saya mencoba untuk mengerti mereka, sabar dan tetap semangat ngajar. Tujuan saya yang penting anak-anak ini paham sama materi dan cermat dalam menjawab soal. Setelah saya pancing-pancing mereka untuk bertanya, akhirnya mereka bertanya juga, bahkan jadi banyak nanya tentang penjelasan soal, hehe. Saya senang dan saya ajarkan pelan-pelan.
Memanglah… mengajar itu buat saya jadi belajar sabar dan ikhlas.
Saya bercerita kisah-kisah motivasi, mereka antusias ngederinnya, tapi pas udah mau bahas pelajaran jadi lesu dan semangat ngobrol bareng teman sebangku, ntah bisnis apa yang mereka bicarakan. Hm.
Suara saya tidak begitu besar, jadi saat anak-anak ribut, saya paksakan suara saya, kebetulan I had period at that time, bikin bad mood. Saya ceramahin dikit baru mereka diam. Terus pas ditanyain, susah sekali buat ngejawab, saya udah semangat-semangatnya nungguin jawaban dari mereka, eh malah pada diam. Pas saya nanya-nanya lagi baru dijawab. Padahal kalau dijawab salah kan ga masalah, saya senang untuk memperbaiki kesalahan.
Ah yasudahlah, mungkin karena efek siang, mereka juga mungkin ngantuk.. lelah belajar dari pagi.. cuaca di siang hari pun panas, ruangan panas. Saya bergumam dalam hati 'I feel you, Dek. Karena dulu saya juga pernah sekolah di jam yang sama seperti kalian’.
Suara saya jadi habis. Kalau ngajar pasti suara habis.. saya mencoba untuk mengerti mereka, sabar dan tetap semangat ngajar. Tujuan saya yang penting anak-anak ini paham sama materi dan cermat dalam menjawab soal. Setelah saya pancing-pancing mereka untuk bertanya, akhirnya mereka bertanya juga, bahkan jadi banyak nanya tentang penjelasan soal, hehe. Saya senang dan saya ajarkan pelan-pelan.
Memanglah… mengajar itu buat saya jadi belajar sabar dan ikhlas.
***
*Sebuah percakapan singkat*
Pak Rahmi, guru matematika yang saya temui ketika saya sedang mengembalikan absen di ruang pengajaran: Nyoë aneuëk murid tanyoë jameuën keun?’ (Ini siswa kita dulu, kan?)
Saya: Nyoë, Pak. (Iya, Pak). *Sambil senyum manis* 😊
Ibu guru yang nggak tau saya namanya siapa sambil bercanda: Pak Rahmi ini kalau siswa yang cantik-cantik paling diingatnya.
Pak Rahmi: Hana aseng wajah jih. Thôn padum tamat? 2004 nyoë?
(Nggak asing wajahnya. Tamatan tahun berapa? 2004 ya?)
(Nggak asing wajahnya. Tamatan tahun berapa? 2004 ya?)
Saya: *kaget* Lôn thôn 2011, Pak, heheehehe. (Saya tamatan 2011, Pak).
***
Pak, Plis. Saya nggak se-tua itu. 2004 dan 2011 itu jauuuuuuhhh banget. Tahun 2004 dulu saya masih kelas 3 MI/SD. *Bicaradalamhati*
0 comments:
Post a Comment